Thanks my dear parents
*potret seorang lelaki
Dia hanya lelaki biasa.
Bukan presiden, bukan pejabat, bukan artis ataupun orang berkedudukan. Dia
adalah lelaki sederhana, hidup demi keluarganya, terkadang suka pelit, tapi
juga bisa sangat dermawan, terutama kepada murid-muridnya. Yap, profesinya
adalah sebagai seorang guru di sebuah smp swasta, bahkan sekarang sedang
menjabat sebagai kepala sekolah sementara. Dia adalah ayahku. Dad, do you know
how much i love you? Well, i think you know. I try my best so far, because i
want to make you proud. Aku ingin menjadi anak kebangganmu pak. Walaupun kadang
kau kaku, walau kadang kau suka memaksaku, semua demi kebaikanku, semua karna
kau tak ingin aku, putrimu yang rapuh ini terluka (jiaah lebay bet!!). ayahku
yang satu ini sangat pandai memasak, terutama masakan kesukaanku. Bapak, begitu
aku biasa memanggilnya, bukanlah seorang ayah yang akan mengumbar kasih
sayangnya secara verbal. Kau membelikanku makanan makanan kesukaanku. Hanya hal
kecil memang, tapi dari hal kecil itulah aku mengerti perhatianmu padaku. Bapak selalu mengurusku, mengantarku
kemana-mana. Pergi kesana kemari demi memenuhi kebutuhan keluarga kami. Bagiku,
bapak adalah seorang potret lelaki, yang tak sempurna tapi mengayomi.
*wonder woman sejati
Dibesarkan dalam
lingkungan hidup dimana ibu menjadi tulang punggung keluarga, membuatku
bertekad untuk bisa menghidupi diri sendiri. Tidak bergantung kepada lelaki.
Ibuku sayang, ibuku yang cerewet, ibuku yang kuat. Mamak, begitu kami biasa
menyapanya, adalah seorang wonder woman. Bekerja membanting tulang demi
keluarga kami. Mamak adalah seorang tukang jahit profesional. Jangan salah dan
jangan remehkan pekerjaan ini, dari pekerjaan inilah, kami sekeluarga bisa
bertahan hidup sampai sekarang, tidak berlebihan memang, namun cukup.
Setidaknya aku dan saudara-saudaraku selalu mendapat kehidupan yang layak.
Pendidikan yang baik, bahkan selalu di sekolah favorit. Mamak adalah seseorang
yang punya tekad kuat, biarpun kami pernah mengalami badai keuangan, tapi mamak
selalu bertekad agar anak-anaknya mendapat pendidikan yang terbaik. Mungkin karena
dulu sekolahnya terputus karena terhalang biaya, makanya mamak benar-benar
berprinsip,” anakku harus bisa sekolah, jangan sampai seperti aku, pokoknya
harus lebih baik”. Berkat keteguhan hati mamaklah aku bisa sampai seperti ini.
Makasi banyak mamak. I love you eventough i never said it directly. I’ll try my
best for your sake too <3
Keluargaku bukan keluarga
yang menujukkan kasih sayang secara verbal. Aku tidak pernah berkata “ oming
sayang mamak, oming sayang bapak”. Well, rasanya maluu sekali untuk
mengucapakan hal seperti itu. tapi aku sangat bersyukur, hingga detik ini,
betapa kami adalah sebuah keluarga yang rukun. Itu karena mamak dan bapak selalu mengajarkan
kami untuk tetap berbagi. Tidak peduli
seberapa sering kami bertengkar, kami tetap saling menyayangi, saling memiliki,
kami satu keluarga.
Thanks my dear parents,
from your 20 years old daughter, oming J
Like this very much
BalasHapus