Costumer Service vs Social Network

seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi serta adanya globalisasi, jejaring sosial kini merajalela di setiap belahan dunia. twitter, facebook, google plus, tumblr, serta berbagai jejaring sosial lainnya dikunjungi oleh ratusan juta orang tiap harinya. tidak terkecualinya oleh saya sendiri. well, ada banyak sisi positif yang saya rasa dapat diberikan oleh kemajuan ini, meski tidak sedikit pula sisi negatif yang ditimbulkan. tapi menurut saya, itu semua kembali ke kebijakan dan kepribadian sang pengguna. mau dimanfaatkan sebaik-baiknya atau malah digunakan untuk tujuan yang negatif, atau bisa juga tujuannya tidak negatif namun justru mengganggu orang lain tanpa sadar.

salah satu fenomena yang saya baru sadari saat ini adalah bahwa dengan adanya jejaring sosial ini, penyedia jasa, apapun itu harus lebih berhati-hati dalam melayani konsumennya. loh kenapa? karena satu saja kesalahan yang mereka perbuat, akan sangat mudah tersebar di dunia maya hingga dapat mempengaruhi citra perusahaan.

kemarin, saya membeli sandwich dari salah satu retail makanan cepat saji yang terletak tak jauh dari kos saya. kebetulan saat itu sang penjaga bukanlah penjaga yang biasa melayani saya. dari saya pertama mendekati tempat itu untuk memesan saja, si mbak penjual sudah terlihat kurang ramah. selain itu, walaupun terlihat sangat menjaga kebersihan, namun dalam membuatkan pesanan saya, saya lihat mbak itu bekerja dengan "agak" sembarangan. isi dari sandwich yang saya pesan kurang lengkap, tidak sesuai dengan yang tertera di keterangan yang terdapat di gerobaknya. selain itu saya juga sempat heran saat ia menggoreng daging ayam hanya sebentar. benar saja, ketika saya sampai di kos dan memakan sandwich itu, dagingnya belum matang. tepung pembalutnya masih mentah. saya merasa kecewa dengan pelayanan yang telah diberikan oleh mbak itu.


seandainya saja kemudian jika saya menumpahkan kekesalan saya di jejaring sosial, misalnya di twitter. tentu saja teman-teman yang memfollow saya dapat membacanya. kemudian mungkin mereka akan bertanya tentang dimana saya membeli sandwich itu, dan retail apa yang menjualnya. teman-dari teman saya juga mungkin dapat melihat conversaation yang saya lakukan. bayangkan, jika follower saya sekitar 100an, yang membaca misal 30 orang saja, ditambah dengan teman dari teman saya yang mungkin mengobrol tentang ketidakpuasan saya terhadap retail itu. maka bisa jadi 50 orang sudah membaca perihal tersebut. dari 50 orang tersebut, tentunya akan ada beberapa yang kemudian ikut berfikiran negatif dan tidak mau mencoba untuk berbelanja di retail yang telah saya sebutkan.

hanya dari satu tweet saja, retail tersebut bisa kehilangan calon pelanggannya. kecepatan penyebaran informasi melalui jejaring sosial ini sangat cepat loo. makanya, saya rasa bagi segala pihak penyedia layanan jasa,, harus lebih meningkatkan kualitasnya lagi. sebenarnya, adanya jejaring sosial inipun justru dapat sangat menguntungkan bagi penyedia layanan jasa. asalkan merea mampu memuaskan pelanggannya. karena sebenarnya tidak sedikit juga orang yang menuangkan kepuasannya di jejaring sosial. satu tweet yang seperti ini,justru akan menambah jumlah calon pelanggan.


terlepas dari ada atau tidaknya jejaring sosial, saya rasa penyedia layanan jasa tetaplah harus melayani dengan sebaik-baiknya. karena kepuasan itu sangat penting bagi konsumen. tidak tahu sih kalau menurut orang lain, tapi saya adalah tipe yang selalu amat kagum dengan costumer service yang baik. contohnya saja pegawai bank yang melayani saya beberapa waktu lalu. melihat senyuman ramah mereka, membuat saya ingin bisa seperti mereka juga. semoga saja, nantinya saya bisa menjadi apoteker yang melayani pasien dengan ramah dan memberi informasi dengan sebaik-baiknya. sehingga ada orang lain yang dapat pulang dari tempat saya dengan perasaan bahagia dan senyuman yang sama seperti yang pernah saya alami :)



Komentar

Postingan Populer